Tuesday, September 13, 2011

Mengajak Pergi Seraya Menasihati dan Mengajari

Anak punya hak untuk berteman dengan orang-orang dewasa agar dapat belajar dari orang-orang dewasa, sehingga ia memperoleh pelajaran cara mematangkan jiwanya dan dapat menyerapkan ke dalam akalnya ilmu, hikmah, pengetahuan, dan pengalaman orang dewasa sehingga menjadi bersih akhlanya dan menjadi matang sepak terjangnya. Nabi SAW adalah teladan dalam hal ini sebagaimana telah kita ketahui bahwa beliau menemani Anas dan juga anak-anak Ja’far, putra pamnannya. Berikut ini adalah kisah yang dituturkan oleh ‘Abdullah ibnu Abbas, putra pamannya, yang diajaknya jalan bersama di atas unta kendaraannya. Ibnu Abbas RA dapat menimba pengetahuan secara langsung berkat kebersamaannya dalam kesempatan ini di udara yang terbuka, dengan pikiran yang bersih dan kalbu yang terbuka. Dalam perjalan ini Nabi SAW mengisinya dengan beberapa pelajaran sesuai jenjang usianya dan kemampuan daya tamping pikirannya melalui dialog ringkas, langsung dan mudah tetapi sarat dengan makna-makna yang agung lagi mudah dicerna dan disimpulkan oleh anak seusia dengannya. Nabi SAW bersabda kepadanya :
Hai anak muda, sesungguhnya aku akan memberimu beberapa pelajaran, yaitu : peliharalah Allah, niscaya Dia akan balas memeliharamu; Peliharalah Allah, niscaya kamu akan menjumpai-Nya di hadapanmu; jika kamu meminta, mintalah kepada Allah; dan jika kamu memohon pertolongan, mohonlah kepada Allah. Ketahuilah, sesungguhnya andaikata seluruh uma bersatu padu untuk member suatu manfaat kepadamu, niscaya mereka tidak akan dapat memberikannya kepadamu, kecuali sesuatu yang telah ditaqdirkan oleh Allah untukmu; dan andaikata mereka bersatu padu untuk menimpakan suatu bahaya kepadamu, niscaya mereka tidak akan dapat membahayakanmu, kecuali sesuatu yang telah ditaqdirkan oleh Allah bagimu. Qalam telah diangkat dan lembaran catatan telah mongering.” (Tirmidzi, Kitabu Shifatil Qiyamah 2440, dan Ahmad, Musnad Bani Hasyim 2537)
Selaku mu’alim pertama, sesungguhnya Nabi SAW telah menjaga usia anak dan kemampuan intelegensinya. Untuk itu, beliau memberinya suplai pengetahuan yang dapat ditampung oleh pemahamannyadan dapat dicerna oleh pikirannya, sehingga membekas dalam hatinya dan tergerak untuk mengimplementasikannya ke dalam sepak terjangnya. Sebagai buahnya, akan tergabungkanlah dalam dirinya antara ilmu dan pengalaman.

No comments:

Post a Comment